GARUT NEWS

Sejarah Hidup Muhammad SAW (41) : Surat-Surat Rasulullah

Sejarah Hidup Muhammad SAW (41) : Surat-Surat Rasulullah
Rasulullah dan kaum Muslimin kembali dari Hudaibiyah menuju Madinah, setelah tiga pekan persetujuan antara mereka dengan Quraisy itu dibuat—yaitu perjanjian yang menyatakan bahwa untuk tahun ini mereka tidak akan masuk Makkah, namun pada tahun berikutnya.

Sejarah Hidup Muhammad SAW (40) : Hikmah Perjanjian Hudaibiyah

Sejarah Hidup Muhammad SAW (40) : Hikmah Perjanjian Hudaibiyah
Setelah Perjanjian Hudaibiyah, agama Islam tersebar luas, berkembang lebih cepat daripada sebelumnya. Jumlah mereka yang datang ke Hudaibiyah ketika itu sebanyak 1.400 orang. Namun dua tahun kemudian, tatkala Rasulullah hendak membuka Makkah, jumlah mereka yang datang sudah mencapai 10.000 orang.

Sejarah Hidup Muhammad SAW (39) : Perjanjian Hudaibiyah

Sejarah Hidup Muhammad SAW (39) : Perjanjian Hudaibiyah
Utsman pun kembali. Apa yang dikatakan Quraisy disampaikannya kepada Rasulullah. Kaum Quraiys pun tidak ragu-ragu lagi dengan maksud kedatangan Nabi SAW dan para sahabatnya, yang hanya bermaksud menunaikan ibadah haji. Mereka juga juga sadar bahwa tidak mungkin melarang siapa saja dari kalangan Arab yang datang berziarah dan melakukan umrah di bulan-bulan suci.

Sejarah Hidup Muhammad SAW (38) : Baiat Ridwan di Bawah Pohon

Sejarah Hidup Muhammad SAW (38) : Baiat Ridwan di Bawah Pohon
Kedua kelompok kini tengah memikirkan langkah berikutnya. Adapun Rasulullah sendiri ia tetap berpegang pada langkah yang sudah digariskannya sejak semula, mengadakan persiapan untuk haji dan umrah. Sebuah langkah perdamaian dan menghindari pertempuran; kecuali jika pihak Quraisy yang menyerang atau berkhianat, tak ada jalan lain, beliau pun harus menghunus pedang.

Sejarah Hidup Muhammad SAW (37) : Perjalanan ke Hudaibiyah

Sejarah Hidup Muhammad SAW (37) : Perjalanan ke Hudaibiyah
Berita tentang Muhammad SAW dan rombongannya serta tujuan kepergiannya hendak menunaikan ibadah haji itu sampai juga kepada Quraisy. Timbul rasa khawatir di hati mereka. Mereka menduga kedatangan Rasulullah hanya sebagai suatu tipu muslihat semata. Mereka menganggap Rasulullah hendak menipu supaya dapat memasuki Makkah, karena Quraisy dan golongan Ahzab pernah pula dilarang memasuki Madinah.

Sejarah Hidup Muhammad SAW (36) : Ibadah Haji yang Pertama

Sejarah Hidup Muhammad SAW (36) : Ibadah Haji yang Pertama
Enam tahun berlalu sejak Nabi SAW dan sahabat-sahabatnya hijrah dari Makkah ke Madinah. Selama itu mereka terus-menerus bekerja keras, terus-menerus dihadapkan pada peperangan. Kadang dengan pihak Quraisy, adakalanya pula dengan pihak Yahudi. Sementara itu, Islam pun makin tersebar luas, makin kuat dan kokoh.

Sejarah Hidup Muhammad SAW (35) : Kesucian Sang Ummul Mukminin

Sejarah Hidup Muhammad SAW (35) : Kesucian Sang Ummul Mukminin
Akhirnya, berita itu pun sampai juga kepada Ummul Mukminin Aisyah, diceritakan oleh seorang wanita Muhajirin. Ia sangat terkejut mendengarnya, hampir-hampir membuatnya pingsan. Aisyah tenggelam dalam kesedihan, dan tak mampu membendung air matanya yang berjatuhan.

Ia pergi menjumpai ibunya, dengan membawa beban perasaan yang cukup berat. "Ampun, Ibu," katanya. "Orang-orang sudah begitu rupa bicara di luar, tapi sama sekali tidak ibu katakan kepadaku."

Sejarah Hidup Muhammad SAW (34) : Hadits Ifk (Dusta) tentang Aisyah

Sejarah Hidup Muhammad SAW (34) : Hadits Ifk (Dusta) tentang Aisyah
Semua peristiwa itu terjadi setelah kaum Muslimin—dengan membawa tawanan dan rampasan perang—kembali ke Madinah. Namun kemudian ada suatu peristiwa yang pada mulanya tidak memberi dampak apa pun, tiba-tiba menjadi masalah besar; peristiwa yang terkait dengan Ummul Mukminin Aisyah. 

Biasanya, bila Nabi SAW berangkat melakukan ekspedisi, beliau mengadakan undian terhadap istri-istrinya. Barangsiapa yang keluar namanya, maka dialah yang ikut serta.  Sorenya, pada waktu ekspedisi ke Bani Mushtaliq akan dilakukan, yang keluar namanya adalah Aisyah. Jadi dialah yang dibawa oleh Rasulullah. Aisyah adalah  seorang wanita yang berperawakan kecil dan ringan. Bila pelangkin sudah diantarkan orang sampai di depan pintu tendanya, dia pun naik. Lalu mereka membawanya ke punggung unta. Saking ringannya, mereka hampir tidak dapat merasakan keberadaan Aisyah dalam pelangkin.