GARUT NEWS

Sejarah Hidup Muhammad SAW (33) : Hasutan Sang Munafik

Sejarah Hidup Muhammad SAW (33) : Hasutan Sang Munafik
Berita tentang Bani Mushtaliq—yang merupakan bagian dari Khuza'ah—yang telah mengadakan permufakatan di perkampungan mereka di dekat Makkah, telah sampai pula kepada Rasulullah. Mereka sedang mengerahkan segala potensi untuk membunuh Rasulullah dengan dipimpin oleh komandan mereka, Al-Harits bin Abi Dzirar.

Sejarah Hidup Muhammad SAW (32) : Provokasi Uyainah bin Hishn


Sejarah Hidup Muhammad SAW (32) : Provokasi Uyainah bin Hishn
Usai Perang Khandaq dan setelah hukuman dijatuhkankan terhadap Bani Quraizah, keadaan Rasulullah dan kaum Muslimin makin stabil. Orang-orang Arab mulai takut takut dan segan. Banyak kalangan Quraisy yang mulai berpikir-pikir untuk berdamai dengan Rasulullah.

Kaum Muslimin sekarang merasa lega setelah pihak Yahudi yang berada di sekitar Madinah dapat dibersihkan sehingga mereka sudah tidak punya arti apa-apa lagi. Mereka masih diperbolehkan tinggal di Madinah selama enam bulan lagi sesudah peristiwa itu. Mereka meneruskan hidup dalam usaha perdagangan, hidup tenteram dan sejahtera.

Sejarah Hidup Muhammad SAW (31) : Pengkhianatan Bani Quraizah

Sejarah Hidup Muhammad SAW (31) : Pengkhianatan Bani Quraizah
Setelah Abu Lubabah pergi, Ka'ab bin Asad—pemimpin Bani Quraizah—menyarankan mereka agar menerima agama Muhammad dan memeluk Islam. Maka harta-benda dan anak-anak mereka akan hidup lebih aman.

Namun saran itu ditolak. "Kami tidak akan meninggalkan ajaran Taurat, tidak akan menggantikannya dengan yang lain," kata mereka.

Sejarah Hidup Muhammad SAW (30) : Mundurnya Pasukan Ahzab

Sejarah Hidup Muhammad SAW (30) : Mundurnya Pasukan Ahzab
Berita penggabungan Quraizah dengan pihak Ahzab itu sampai juga kepada Rasulullah dan sahabat-sahabatnya. Mereka sangat terkejut dan khawatir sekali akan akibat yang mungkin terjadi. Rasulullah segera mengutus Sa'ad bin Mu'adz, pemimpin Aus dan Sa'ad bin Ubadah, pemimpin Khazraj, disertai pula oleh Abdullah bin Rawahah dan Khawat bin Jubair dengan tujuan untuk mempelajari duduk perkara yang sebenarnya.

Sejarah Hidup Muhammad SAW (29) : Konspirasi Yahudi dan Quraisy

Sejarah Hidup Muhammad SAW (29) : Konspirasi Yahudi dan Quraisy
Tiba waktunya kaum Muslimin kini merasakan hidup yang lebih tenang di Madinah. Mereka sudah dapat mengatur hidup, sudah tidak begitu banyak mengalami kesulitan berkat adanya rampasan perang yang mereka peroleh dari peperangan selama ini. Meskipun dalam banyak hal, kejadian ini telah membuat mereka lupa terhadap masalah-masalah pertanian dan perdagangan.

Sejarah Hidup Muhammad SAW (28) : Pernikahan dan Istri-Istri Nabi

Sejarah Hidup Muhammad SAW (28) : Pernikahan dan Istri-Istri Nabi
Rasulullah menikah dengan Khadijah dalam 23 tahun, usia muda-remaja, dengan perawakan yang indah dan paras muka yang begitu tampan, gagah dan tegap. Namun sungguhpun begitu, Khadijah adalah tetap istri satu-satunya, selama 28 tahun, sampai melampaui usia 50-an.

Sejarah Hidup Muhammad SAW (27) : Pelajaran Perang Uhud

Sejarah Hidup Muhammad SAW (27) : Pelajaran Perang Uhud
Pihak Muslimin sangat sibuk memerhatikan soal rampasan perang. Di tengah keaadaan yang demikian, tiba-tiba Khalid bin Walid berseru sekuat-kuatnya, dan membalikkan anak buahnya ke belakang tentara Muslimin. Mereka yang tadinya sudah terpukul mundur kini kembali maju dan menyerang pasukan Muslimin dengan pukulan maut yang hebat. Bencana pun berbalik.

Sejarah Hidup Muhammad SAW (26) : Kecamuk Perang Uhud

Pagi-pagi sekali, kaum Muslimin berangkat menuju Uhud. Mereka memotong jalan sedemikian rupa sehingga pihak musuh itu berada di belakang mereka. Selanjutnya Muhammad SAW mengatur barisan para sahabat. Lima puluh orang barisan pemanah ditempatkan di lereng-lereng gunung.

Sejarah Hidup Muhammad SAW (25) : Menjelang Perang Uhud

Sejarah Hidup Muhammad SAW (25) : Menjelang Perang Uhud
Sejak Perang Badar, pihak Quraisy tidak pernah tenang lagi. Lebih-lebih karena kesatuan Zaid bin Haritsah telah berhasil mengambil alih jalur perdagangan mereka ketika hendak pergi ke Syam melalui jalan Irak.

Orang-orang Quraisy kemudian sepakat menyiapkan angkatan perang guna memerangi Muhammad, dengan memperbesar jumlah dan perlengkapannya. Selanjutnya tenaga kabilah-kabilah akan dikerahkan dan agar ikut serta bersama mereka, menuntut balas terhadap kaum Muslimin. Tak hanya kaum pria, pihak Quraisy juga membawa pula kaum wanita mereka, dipimpin oleh Hindun, istri Abu Sufyan.

Sejarah Hidup Muhammad SAW (24) : Mempererat Kekerabatan Semenda

Sejarah Hidup Muhammad SAW (24) : Mempererat Kekerabatan Semenda
Penduduk Madinah di luar kaum Muslimin menjadi kecut setelah Bani Qainuqa' dikeluarkan dari kota itu. Keadaan aman dan tenteram ini dirasakan orang selama sebulan, dan seharusnya akan terus demikian selama beberapa bulan, andaikata Abu Sufyan yang sudah tidak tahan lagi tinggal lama-lama di Makkah, masih bersemangat dan ngotot berperang.

Sejarah Hidup Muhammad SAW (23) : Pengusiran Bani Qainuqa'


Sejarah Hidup Muhammad SAW (23) : Pengusiran Bani Qainuqa'
Peristiwa Badar itu telah menimbulkan kesan yang dalam sekali di Makkah. Namun pengaruh yang timbul di Madinah ternyata lebih jelas dan lebih erat berhubungan dengan kehidupan Rasulullah dan kaum Muslimin. Sesudah peristiwa Badar, golongan Yahudi, orang-orang musyrik dan kaum munafik sangat merasakan bertambahnya kekuatan kaum Muslimin.

Sejarah Hidup Muhammad SAW (22) : Harta Rampasan dan Tawanan Perang


Sejarah Hidup Muhammad SAW (22) : Harta Rampasan dan Tawanan Perang
Keesokan harinya, ketika kaum Muslimin sudah bersiap-siap pulang ke Madinah, timbullah pertanyaan seputar masalah harta rampasan perang. Masing-masing pihak merasa berhak karena menganggap diri paling berjasa dalam peperangan yang berakhir dengan kemenangan itu.

Sejarah Hidup Muhammad SAW (21) : Kemenangan di Badar

Sejarah Hidup Muhammad SAW (21) : Kemenangan di Badar
Kaum Muslimin harus siap menantikan pertempuran yang sengit dan dahsyat, yang takkan dapat dimenangkan kecuali oleh iman yang kuat memenuhi kalbu, iman dan kepercayaan akan adanya kemenangan itu.

Ketika Ali sudah kembali dengan kedua orang anak yang membawa berita tentang Quraisy itu, dua orang Muslimin lainnya berangkat lagi menuju lembah Badar. Mereka berhenti di atas sebuah bukit tidak jauh dari tempat air, dikeluarkannya tempat persediaan airnya, dan di sini mereka mengisi air.

Sejarah Hidup Muhammad SAW (20) : Menjelang Perang Badar

Sejarah Hidup Muhammad SAW (20) : Menjelang Perang Badar
Sekarang kaum Muslimin bertekad menunggu mereka kembali. Sementara Rasulullah menantikan mereka kembali dari Syam itu, dikirimlah Talhah bin Ubaidillah dan Sa'id bin Zaid menunggu berita-berita. Mereka berdua berangkat, dan sesampai di tempat Kasyd Al-Juhani di bilangan Haura', mereka bersembunyi, menunggu hingga kafilah itu lewat. Kemudian mereka berdua cepat-cepat menemui Rasulullah guna memberitahukan keadaan mereka.

Sejarah Hidup Muhammad SAW (19) : Pertemuan Tiga Agama Langit

Sejarah Hidup Muhammad SAW (19) : Pertemuan Tiga Agama Langit
Ajaran-ajaran Rasulullah serta teladan dan bimbingan yang diberikannya telah meninggalkan pengaruh yang dalam sekali ke dalam jiwa orang, sehingga tidak sedikit orang yang berdatangan menyatakan masuk Islam. Dan kaum Muslimin pun makin bertambah kuat di Madinah.

Sejarah Hidup Muhammad SAW (18) : Membentuk Masyarakat Madani

Sejarah Hidup Muhammad SAW (18) : Membentuk Masyarakat Madani
Unta yang dinaiki Nabi SAW berlutut di tempat penjemuran kurma milik Sahl dan Suhail bin Amr. Kemudian tempat itu dibelinya guna dipakai tempat membangun masjid. Ketika membangun masjid tersebut, Rasulullah turut bekerja dengan kaum Muslimin dari kalangan Muhajirin dan Anshar. Setelah pembangunan masjid dan tempat tinggal Rasulullah usai, kini tantangan dakwah menghadang di depan.

Sejarah Hidup Muhammad SAW (17) : Hijrah ke Yatsrib

Sejarah Hidup Muhammad SAW (17) : Hijrah ke Yatsrib
Quraisy berencana akan membunuh Rasulullah pada malam hari karena khawatir beliau akan hijrah ke Madinah dan memperkuat diri di sana. Memang tak ada yang menyangsikan bahwa Muhammad SAW akan menggunakan kesempatan itu untuk hijrah.

Namun karena beliau demikian kuat menyimpan rahasia, sehingga tiada seorang pun yang tahu, termasuk Abu Bakar. Rasulullah memang masih tinggal di Makkah ketika mengetahui keadaan Quraisy itu dan ketika kaum Muslimin sudah tak ada lagi yang tinggal kecuali sebagian kecil.

Sejarah Hidup Muhammad SAW (16) : Baiat Aqabah

Sejarah Hidup Muhammad SAW (16) : Baiat Aqabah
Permusuhan Quraisy terhadap Muhammad SAW dan kaum Muslimin semakin keras. Rasanya tak ada lagi harapan bagi Rasulullah untuk mendapat dukungan kabilah-kabilah sesudah mereka menolaknya dengan cara yang tidak baik. Rasulullah merasa bahwa tiada seorang pun dari Quraisy yang dapat diharapkan diajak kepada kebenaran.

Sejarah Hidup Muhammad SAW (15) : Isra’ dan Mikraj

Sejarah Hidup Muhammad SAW (15) : Isra’ dan Mikraj
Malam itu Muhammad SAW sedang berada di  rumah saudara sepupunya, Hindun, putri Abu Thalib yang dipanggil Ummu Hani'.


Ketika itu Hindun berkata, "Malam itu Rasulullah bermalam di rumah saya. Selesai shalat akhir malam, ia tidur dan kami pun tidur. Pada waktu sebelum fajar, Rasulullah sudah membangunkan kami. Sesudah melakukan ibadah pagi bersama-sama kami, ia berkata, 'Ummu Hani', aku sudah shalat akhir malam bersama kamu sekalian seperti yang kau lihat di lembah ini. Kemudian aku ke Baitul Maqdis (Yerusalem) dan shalat di sana. Sekarang aku shalat siang bersama-sama kamu seperti kau lihat.' Kataku, 'Rasulullah, janganlah ceritakan hal ini kepada orang lain. Orang akan mendustakan dan mengganggumu lagi!' Rasulullah menjawab, 'Tapi aku harus menceritakan kepada mereka."

Sejarah Hidup Muhammad SAW (14) : Tahun Duka Cita

Sejarah Hidup Muhammad SAW (14) : Tahun Duka Cita
Beberapa bulan setelah pencabutan blokade, secara tiba-tiba sekali dalam satu tahun saja, Nabi SAW didera duka cita yang sangat mendalam, yakni kematian Abu Thalib dan Khadijah secara berturut-turut.


Waktu itu Abu Thalib sudah berusia delapan puluh tahun lebih. Setelah Quraisy mengetahui ia dalam keadaan sakit yang akan merupakan akhir hayatnya, mereka merasa khawatir dengan apa yang bakal terjadi nanti antara mereka dengan Muhammad dan para sahabatnya. Apalagi setelah ada Hamzah dan Umar yang terkenal garang dan keras.

Sejarah Hidup Muhammad SAW (13) : Berakhirnya Blokade

Selama tiga tahun berturut-turut piagam yang dibuat pihak Quraisy untuk memboikot Muhammad dan mengepung kaum Muslimin itu tetap berlaku. Pada saat itu Rasulullah dan keluarga serta sahabat-sahabatnya sudah mengungsi ke celah-celah gunung di luar kota Makkah, dengan mengalami pelbagai macam penderitaan. Sehingga untuk mendapatkan bahan makanan sekadar menahan rasa lapar pun tidak ada. 

Sejarah Hidup Muhammad SAW (12) : Pemboikotan dan Propaganda

Sejarah Hidup Muhammad SAW (12) : Pemboikotan dan Propaganda
Berimannya Umar telah mendatangkan kelemahan dalam tubuh Quraisy, karena ia masuk agama ini dengan semangat yang sama seperti ketika ia menentangnya dahulu. Umar masuk Islam tidak sembunyi-sembunyi, malah terang-terangan diumumkan di depan orang banyak dan untuk itu ia bersedia melawan mereka. 

Sejarah Hidup Muhammad SAW (11) : Ketika Umar Berislam

Sejarah Hidup Muhammad SAW (11) : Ketika Umar Berislam
Waktu itu Umar bin Khathab adalah pemuda yang gagah perkasa, berusia antara tiga puluh dan tiga puluh lima tahun. Tubuhnya kuat dan tegap, penuh emosi dan cepat naik darah. Kesenangannya berfoya-foya dan minum-minuman keras. Namun terhadap keluarga ia bijaksana dan lemah-lembut. Dari kalangan Quraisy dialah yang paling keras memusuhi kaum Muslimin.

Sejarah Hidup Muhammad SAW (10) : Raja yang Bijak


Sejarah Hidup Muhammad SAW (10) : Raja yang Bijak


Kedua orang utusan itu adalah Amr bin Ash dan Abdullah bin Abi Rabiah. Kepada Najasyi dan para pembesar istana mereka mempersembahkan hadiah-hadiah dengan maksud agar mereka sudi mengembalikan orang-orang yang hijrah dari Makkah itu.

"Paduka Raja," kata mereka, "Penduduk Makkah yang datang ke negeri paduka ini adalah budak-budak kami yang tidak punya malu. Mereka meninggalkan agama bangsanya dan tidak pula menganut agama paduka. Mereka membawa agama yang mereka ciptakan sendiri, yang tidak kami kenal dan tidak juga paduka. Kami diutus kepada paduka oleh pemimpin-pemimpin mereka, oleh orang-orang tua, paman mereka dan keluarga mereka sendiri, supaya paduka sudi mengembalikan orang-orang itu."

Sejarah Hidup Muhammad SAW (9) : Hijrah yang Pertama

Sejarah Hidup Muhammad SAW (9) : Hijrah yang Pertama
Sikap dan kata-kata keponakannya itu oleh Abu Thalib disampaikan kepada Bani Hasyim dan Bani Muthalib. Dimintanya supaya Muhammad dilindungi dari tindakan Quraisy. Mereka semua menerima usul ini, kecuali Abu Lahab. Ia terang-terangan menyatakan permusuhannya. Abu Lahab menggabungkan diri dengan pihak lawan. 

Sejarah Hidup Muhammad SAW (8) : Pembelaan Sang Paman

Sejarah Hidup Muhammad SAW (8) : Pembelaan Sang Paman
Abu Lahab, Abu Sufyan dan bangsawan-bangsawan Quraisy terkemuka lainnya, mulai merasakan bahwa ajaran Muhammad itu merupakan bahaya besar bagi kedudukan mereka. Mereka menyerang Rasulullah dengan cara mendiskreditkan dan mendustakan risalah kenabian beliau.

Sejarah Hidup Muhammad SAW (7) : Para Muslim Pelopor

Sejarah Hidup Muhammad SAW (7) : Para Muslim Pelopor
Ali adalah anak pertama yang menerima Islam. Kemudian Zaid bin Haritsah, bekas budak Nabi. Dengan demikian Islam masih terbatas hanya dalam lingkungan keluarga Rasulullah: beliau sendiri, isterinya, keponakannya dan bekas budaknya.

Pada waktu itu, Abu Bakar bin Abi Quhafah dari kabilah Taim adalah teman akrab Nabi SAW. Abu Bakar senang sekali kepadanya, karena sudah diketahuinya Muhammad sebagai orang yang bersih, jujur dan dapat  dipercaya. Oleh karena itu, Abu Bakar adalah orang dewasa pertama yang diajaknya menyembah Allah Yang Esa dan meninggalkan penyembahan berhala. 

Sejarah Hidup Muhammad SAW (6) : Sang Nabi Terakhir

Sejarah Hidup Muhammad SAW (6) : Sang Nabi Terakhir
Khadijah pergi menjumpai saudara sepupunya, Waraqah bin Naufal. Waraqah adalah seorang penganut agama Nasrani yang sudah mengenal Injil dan sudah pula menerjemahkannya sebagian ke dalam bahasa Arab. Khadijah menuturkan apa yang dilihat dan didengar Muhammad.

Sejarah Hidup Muhammad SAW (5) : Pendamai Kaum Quraisy

Sejarah Hidup Muhammad SAW (5) : Pendamai Kaum Quraisy
Dari pernikahannya dengan Khadijah, ia memperoleh beberapa orang anak, laki-laki dan perempuan. Kematian kedua anaknya, Al-Qasim dan Abdullah menimbulkan kedukaan yang begitu dalam. Anak-anaknya yang masih hidup semua perempuan.

Muhammad yang telah mendapat karunia Tuhan dalam perkawinannya dengan Khadijah, berada dalam kedudukan tinggi dan harta yang cukup. Seluruh penduduk Makkah memandangnya dengan rasa kagum dan hormat. Bicaranya sedikit, ia lebih banyak mendengarkan. Bila bicara selalu bersungguh-sungguh, tapi sungguhpun begitu, ia tidak melupakan ikut membuat humor dan bersenda-gurau. Tapi yang dikatakannya itu selalu yang sebenarnya. 

Sejarah Hidup Muhammad SAW (4) : Pemilik Gelar Al-Amin

Sejarah Hidup Muhammad SAW (4) : Pemilik Gelar Al-Amin
Muhammad tinggal dengan pamannya, menerima apa yang ada. Ia melakukan pekerjaan yang biasa dikerjakan oleh mereka yang seusia dia. Bila tiba bulan-bulan suci, kadang ia tinggal di Makkah dengan keluarga, kadang pergi bersama mereka ke pasar-pasar yang berdekatan dengan Ukaz, Majanna dan Dzu'l Majaz, mendengarkan sajak-sajak yang dibawakan oleh penyair-penyair Mudhahhabat dan Mu'allaqat. 

Sejarah Hidup Muhammad SAW (3) : Ditinggal Orang-Orang Terkasih

Sejarah Hidup Muhammad SAW (3) : Ditinggal Orang-Orang Terkasih
Lima tahun masa yang ditempuhnya itu telah memberikan kenangan yang indah dan kekal dalam jiwanya. Demikian juga Ibu Halimah dan keluarganya, tempat dia menumpahkan rasa kasih sayang dan hormat selama hidupnya itu.

Penduduk daerah itu pernah mengalami suatu masa paceklik sesudah perkawinan Muhammad dengan Khadijah. Bilamana Halimah kemudian mengunjunginya, sepulangnya ia dibekali dengan harta Khadijah berupa unta yang dimuati air dan empat puluh ekor kambing. Dan setiap dia datang dibentangkannya pakaiannya yang paling berharga untuk tempat duduk Ibu Halimah sebagai tanda penghormatan.

Sejarah Hidup Muhammad SAW (2) : Sang Calon Nabi

Sejarah Hidup Muhammad SAW (2) : Sang Calon Nabi
Dua tahun lagi anak itu tinggal di sahara, menikmati udara pedalaman yang jernih dan bebas, tidak terikat oleh sesuatu ikatan jiwa, juga tidak oleh ikatan materi.


Pada masa itu, sebelum usianya mencapai tiga tahun, ketika itulah terjadi cerita yang banyak dikisahkan orang. Yakni, bahwa sementara ia dengan saudaranya yang sebaya itu sedang berada di belakang rumah di luar pengawasan keluarganya, tiba-tiba anak Keluarga Sa'ad itu kembali pulang sambil berlari, dan berkata kepada ibu-bapaknya, "Saudaraku yang dari Quraisy itu telah diambil oleh dua orang laki-laki berbaju putih. Dia dibaringkan, perutnya dibedah, sambil di balik-balikkan."

Sejarah Hidup Muhammad SAW (1) : Terpuji Bagi Tuhan

Sejarah Hidup Muhammad SAW  (1) : Terpuji Bagi Tuhan
Aminah pun hamil, dan kemudian, seperti wanita lain ia pun melahirkan. Selesai bersalin dikirimnya berita kepada Abdul Muthalib di Ka'bah, bahwa ia melahirkan seorang anak laki-laki.


Alangkah gembiranya orang tua itu setelah menerima berita. Sekaligus ia teringat kepada Abdullah anaknya. Gembira sekali hatinya karena ternyata pengganti anaknya sudah ada. Cepat-cepat ia menemui menantunya itu, diangkatnya bayi itu lalu dibawanya ke Ka'bah. Ia diberi nama Muhammad.